Ada beberapa laporan bahwa pengunjung Djakarta Warehouse Project (DWP), festival musik elektronik terbesar di Asia Tenggara, dilecehkan. Kasus ini terjadi di JIEXPO Kemayoran, Jakarta, dan tersebar luas di media sosial setelah beberapa korban membagikan pengalaman mereka.
Pemerasan DWP 2024,Kasus penipuan DWP,Korban pemerasan DWP,Keamanan DWP Jakarta, Djakarta Warehouse Project, Kejahatan DWP Kemayoran, Tiket DWP 2024,Modus pemerasan festival musik, JIEXPO Kemayoran DWP, Keamanan festival musik Jakarta
Lebih dari dua puluh kasus pemerasan telah dilaporkan, dengan kerugian total ratusan juta rupiah, menurut informasi yang diberikan oleh Polda Metro Jaya. Mereka yang ditahan mengaku bertindak secara terorganisir dengan memanfaatkan keramaian festival, yang dihadiri oleh puluhan ribu orang setiap hari.
Modus operandi yang digunakan pelaku sangat beragam, mulai dari berpura-pura menjadi petugas keamanan, mengancam akan melaporkan korban atas tuduhan narkoba, hingga memaksa korban mengambil uang di ATM. Lokasi kejadian umumnya terjadi di area parkir, toilet, dan tempat-tempat kosong di sekitar lokasi festival.
Sebagai penyelenggara DWP 2024, Ismaya Live segera menanggapi dengan mengeluarkan pernyataan resmi dan mengambil tindakan pengamanan tambahan. Mereka mempekerjakan tim keamanan khusus yang bekerja sama dengan polisi untuk melakukan patroli ketat di seluruh wilayah festival.
Korban, yang sebagian besar adalah remaja berusia 18-25 tahun, mengalami kerugian materi dan trauma psikologis. Beberapa korban melaporkan kehilangan uang antara lima juta hingga dua puluh juta rupiah, termasuk barang berharga seperti ponsel dan perhiasan.
Polda Metro Jaya membentuk tim khusus untuk menyelidiki kasus ini dan berhasil menangkap lima orang yang diduga. Saat penangkapan, polisi menyita barang bukti seperti uang tunai, kartu ATM korban, dan seragam palsu yang digunakan untuk menyamar sebagai petugas keamanan.
Pihak penyelenggara mengimbau pengunjung untuk tetap waspada dan tidak mudah terintimidasi untuk mencegah kejadian serupa. Selain itu, mereka menyediakan pos pengaduan khusus dan nomor hotline yang dapat dihubungi dalam kasus mengalami atau menyaksikan kejahatan di area festival.
Kasus ini memberikan pelajaran penting untuk penyelenggaraan acara besar di masa mendatang. Asosiasi Promotor Musik Indonesia (APMI) berencana menetapkan standar baru untuk keamanan festival musik, termasuk penggunaan kamera yang lebih canggih dan lebih banyak staf keamanan yang dilatih.
